KOMPETENSI DAN INTEGRITAS INSINYU
Hal ini dibahas oleh Ir Akhmad
Bukhari Saleh, salah satu pembicara dalam Lokakarya Majelis Penilai yang
diadakan oleh Badan Pelaksana Sertifikasi PP PII (Persatuan Insinyur
Indonesia) bekerja sama dengan PII Wilayah Jawa Timur Selasa(12/12).
Saleh, sapaan akrabnya menuturkan seorang insinyur adalah seorang
profesional dalam bidang teknik. “Hal ini berarti insinyur harus siap
bertanggungjawab secara hukum, bahkan siap digugat kalau salah,”
jelasnya.
Untuk itu, syarat pertama untuk
menjadi insinyur adalah dengan memelihara profesionalitasnya. Salah
satunya yakni dengan memelihara kemutakhiran pengetahuannya agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi.
Untuk memastikan agar insinyur
tidak ketinggalan teknologi, sertifikat insinyur tidak berlaku seumur
hidup seperti ijazah Sarjana Teknik (S.T.). “Sertifikat insinyur harus
diperbarui setiap lima tahun sekali melalui program Pengembangan
Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB),” ujar Ketua Badan Pelaksana
Sertifikasi Insinyur Persatuan Indinyur Indonesia (BPSI PII) ini.
Pembicara lain, Ir Akhmad juga
mengungkapkan untuk mendapatkan sertifikat insinyur, rata-rata
diperlukan pengalaman kerja lima tahun. “Bisa saja seorang insinyur
mendapatkan akumulasi pengalaman selama lima tahun tersebut hanya dalam
waktu tiga tahun. Hal ini biasanya terjadi di lingkungan kerja yang khas
yang bisa mempercepat pengalamannya,” lanjutnya.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, kini para insinyur juga wajib memiliki rekam
kinerja. Menurut Akhmad, hal ini masih menjadi kendala bagi insinyur di
Indonesia. Pasalnya, hal ini masih belum membudaya di Indonesia. Berbeda
dengan insinyur asing yang menganggap rekam kinerja seperti makanan
sehari-hari.
Rekam kinerja insinyur ini juga
harus sesuai dengan standarisasi yang berlaku. Sehingga nantinya, hal
ini dapat bermanfaat. Karena pada dasarnya seorang insinyur selalu
bekerja berkelompok. “Rekam kinerja ini nantinya juga dapat membantu
seorang insinyur ketika mengisi Formulir Aplikasi Insinyur Profesional
(FAIP),” jelasnya.
Akhmad berpesan, insinyur
Indonesia harus meneladani BJ Habibie yang selalu menuliskan rekam
kinerjanya. “Dan juga, karena dalam waktu dekat, peraturan mengenai
rekam kinerja insinyur ini akan lebih ketat diatur dalam undang-undang
keprofesian,”
Integritas dan Komitmen dalam Bekerja
“Komitmen adalah sesuatu yang membuat
seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan,
sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut.
Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan "T u j u a n n y a"
sekalipun semua orang meninggalkannya.” (Anonym)
Integritas merupakan salah satu atribut
terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah
suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan,
nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip,
ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang
berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter
kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer”, yang berarti:
- Sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
- Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuanyang memancarkan kewibawaan; kejujuran, Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya. Mereka merasa yakin bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin mengetahui bahwa mereka akan menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam komitmennya. Orang yang hidup dengan integritas tidak akan mau dan mampu untuk mematahkan kepercayaan dari mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang. Mengatakan kebenaran secara bertanggung jawab, bahkan ketika merasa tidak enak mengatakannya.
- INTEGRITAS DAN KREDIBILITASSebenarnya kedua istilah ini memiliki kesamaan yaitu bahwa keduanya menjadi sumber terbentuknya “trust” (kepercayaan) bagi pemimpin. Bedanya kalau kredibilitas lebih menyangkut “head” (otak) yaitu kemampuan olah pikir yang mencakup antara lain intelegensia, keterampilan, kompetensi (hard skill). Sedangkan integritas lebih menyangkut “heart” (hati) yaitu kemampuan olah nurani yang mencakup antara lain kejujuran, ketulusan, komitmen dan sebagainya. Kredibilitas terbangun melalui dua unsur yang sangat penting yaitu kapabilitas (kompetensi) dan pengalaman. Akan sulit rasanya jika seorang pemimpin tidak memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang yang ia pimpin. Sementara itu integritas dibangun melalui tiga unsur penting yaitu nilai-nilai yang dianut oleh Si Pemimpin (values), konsistensi, dan komitmen.Nilai-nilai merupakan pegangan dari si pemimpin dalam bertindak. Intergritas ini akan semakin kokoh jika si pemimpin memiliki konsistensi antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan (walk the talk) dan memiliki komitmen terhadapnya. Bila tidak memiliki integritas, kita akan kehilangan kredibilitas karena orang lain akan menjauhi kita untuk menghindari kekecewaan.KOMITMENKomitmen menurut Kamus Bahasa Indonesia: adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tanggungjawab tindakan kita melakukan, menjalankan, memasukkan, mengerjakan. Komitmen dalam keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan sebuah kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Komitmen mengandung unsur kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan janji kita tidak hanya pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus sampai selesai. Komitmen itu dimulai dengan kata, dan mewujudkannya dengan menjalankan kata tersebut. Hal ini merupakan tantangan bagi kita yang membuat komitmen. Jadilah “walk the talk”, melakukan apa yang Anda katakan. Pastikan Anda tidak menjanjikan sesuatu yang Anda sudah tahu pasti tidak mungkin dapat tepati. Orang sejati selalu menepati apapun yang diucapkannya. Inilah awal mula munculnya rasa percaya pada diri sendiri dan dari orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar